Banyaknya argumen dan persepsi negatif terhadap ibu bekerja di luar rumah, terkadang menjadi tekanan tersendiri bagi mereka yang memilih bekerja. Tentu saja hal ini dikarenakan penilaian-penilaian miring yang menyatakan, bahwa ibu bekerja lebih mengutamakan pekerjaan di kantor daripada menghabiskan waktu di rumah untuk melihat perkembangan anak.
Inilah yang terkadang menjadi hal yang selalu diributkan. Padahal keputusan para wanita bekerja di luar rumah, tentu saja atas persetujuan dari suami dan anak mereka. Lantas apa saja alasan para suami mengizinkan istrinya bekerja?
"Bagi saya tidak ada larangan untuk istri, untuk bekerja di luar atau di dalam rumah. Yang terpenting bagi saya, seorang suami atau laki-laki dewasa wajib dan harus untuk mencukupi kebutuhan dalam rumah tangganya, baik itu sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya" (Tommy)
Berbeda dengan Alfan, yang memilih berwiraswasta di rumah. Membuka rumah makan kecil-kecilan. Ia pun mengizinkan istrinya bekera, karena pekerjaan yang dilakukan adalah bersama-sama mengurus usaha mereka. Alfan bagian masak, dan istrinya bagian kasir.
Lain halnya dengan Arif, yang memiliki istri seorang dokter. Tidak ada larangan baginya untuk mengizinkan istri tidak bekerja. Meski harus mengorbankan waktu, tenaga, dan pengorbanan lainnya. Baginya itu adalah impian istrinya, dan ia sangat mendukung apapun yang menjadi cita-cita istrinya.
Sependapat dengan Arif, Mahadir yang baru saja menikah juga mempunya alasan tersendiri kenapa mengizinkan istrinya tetap bekerja. Menurutnya "Zaman sekarang, semuanya sekolah tinggi, yang menyekolahkan orangtua. Semua punya cita-cita, jadi jangan sampai hanya karena menikah, itu menjadi penghalang untuk meraih mimpi. Yang penting tetap sinergi, bagi tugas, kerja sama dan selalu sharing dengan suami. Bekerja bukan hanya sekedar tentang uang, melainkan untuk pencapaian hidup sebagai manusia seutuhnya.
Hal ini juga diamini oleh Faradays, yang berpendapat bahwa "Untuk profesi tertentu, seperti dokter, perawat, guru, dan profesi lainnya yang sekiranya memang pas dilakukan seorang perempuan maka seorang perempuan atau ibu bekerja tidak menjadi masalah. Karena hal ini juga akan membuat kita merasa nyaman, jika istri dan anak kita dirawat dengan sesama jenis."
Jadi, masih memandang sebelah mata para ibu bekerja? Jika para suami saja sudah memberikan alasan, kenapa mereka mengizinkan istrinya bekerja. Yah, itu karena mereka ingin istrinya juga bermanfaat buat orang lain.
Buat kita para istri, yuk mari jaga amanah dan kepercayaan dari suami kita. Agar kita terhindar dari fitnah selama berada di tempat kerja.
sumber http://keluarga.com
Inilah yang terkadang menjadi hal yang selalu diributkan. Padahal keputusan para wanita bekerja di luar rumah, tentu saja atas persetujuan dari suami dan anak mereka. Lantas apa saja alasan para suami mengizinkan istrinya bekerja?
"Bagi saya tidak ada larangan untuk istri, untuk bekerja di luar atau di dalam rumah. Yang terpenting bagi saya, seorang suami atau laki-laki dewasa wajib dan harus untuk mencukupi kebutuhan dalam rumah tangganya, baik itu sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya" (Tommy)
Berbeda dengan Alfan, yang memilih berwiraswasta di rumah. Membuka rumah makan kecil-kecilan. Ia pun mengizinkan istrinya bekera, karena pekerjaan yang dilakukan adalah bersama-sama mengurus usaha mereka. Alfan bagian masak, dan istrinya bagian kasir.
Lain halnya dengan Arif, yang memiliki istri seorang dokter. Tidak ada larangan baginya untuk mengizinkan istri tidak bekerja. Meski harus mengorbankan waktu, tenaga, dan pengorbanan lainnya. Baginya itu adalah impian istrinya, dan ia sangat mendukung apapun yang menjadi cita-cita istrinya.
Sependapat dengan Arif, Mahadir yang baru saja menikah juga mempunya alasan tersendiri kenapa mengizinkan istrinya tetap bekerja. Menurutnya "Zaman sekarang, semuanya sekolah tinggi, yang menyekolahkan orangtua. Semua punya cita-cita, jadi jangan sampai hanya karena menikah, itu menjadi penghalang untuk meraih mimpi. Yang penting tetap sinergi, bagi tugas, kerja sama dan selalu sharing dengan suami. Bekerja bukan hanya sekedar tentang uang, melainkan untuk pencapaian hidup sebagai manusia seutuhnya.
Hal ini juga diamini oleh Faradays, yang berpendapat bahwa "Untuk profesi tertentu, seperti dokter, perawat, guru, dan profesi lainnya yang sekiranya memang pas dilakukan seorang perempuan maka seorang perempuan atau ibu bekerja tidak menjadi masalah. Karena hal ini juga akan membuat kita merasa nyaman, jika istri dan anak kita dirawat dengan sesama jenis."
Jadi, masih memandang sebelah mata para ibu bekerja? Jika para suami saja sudah memberikan alasan, kenapa mereka mengizinkan istrinya bekerja. Yah, itu karena mereka ingin istrinya juga bermanfaat buat orang lain.
Buat kita para istri, yuk mari jaga amanah dan kepercayaan dari suami kita. Agar kita terhindar dari fitnah selama berada di tempat kerja.
sumber http://keluarga.com
Post a Comment